Pada tanggal 20 Agustus 2009 di Pendopo Kota Bandung, Dada melakukan pertemuan dengan melibatkan elemen sepakbola di Bandung, sepert pengurus Persib, mantan pemain Persib, pengamat sepakbola, bobotoh pejabat pemerintahan Kota Bandung, untuk membicarakan masa depan Persib yang harus berubah menjadi badan hukum. Ada empat nama perusahaan yang disodorkan peserta pertemuan, yakni PT Persib Maung Bandung, PT Persib Bandung Bermartabat, PT Persib Pangeran Biru, dan PT Persib Bandung Raya.
Setelah diadakan musyawarah, semua sepakat memilih nama PT Persib Bandung Bermartabat Setelah itu, Dada memercayakan kepada H Umuh Muchtar untuk menjalankan perusahaan (Persib) agar tetap bisa ikut kompetisi. Tugas tersebut cukup berat karenai iklim sepakbola profesional di Indonesia belum menjadi industri yang menjanjikan bagi investor. Sempat terombang-ambing antara ikut dan tidak karena kegiatan kompetisi tinggal sebulan lagi, Umuh yang mendapat dukungan berbagai pihak, berhasil menggandeng investor untuk membawa Persib menjadi klub profesional.
PT Persib Bandung Bermartabat menjalankan beberapa fungsi manajemen seperti , hal ini tentunya agar menjadikan persib bandung menjadi club sepakbola yang profesional di persepakbolaan Indonesia maupun asia . berikut adalah fungsi yang dijalankan oleh PT. Persib Bandung Bermartabat
Fungsi Finance
pembiayaan dari sumber-sumber pendanaan yang bersifat
komersial, seperti investor (termasuk dana sendiri), kreditor atau
bentuk-bentuk penyertaan modal lainnya. Semua sumber dana ini harus
dikelola dengan efisien dan efektif agar klub bisa menjalankankan
usahanya (ikut liga) dan memberikan profit bagi perusahaan. Atas dasar
profit ini dimungkinkan untuk mencicil kredit, memupuk modal dan member
return bagi pemegang saham (investor). Dengan prinsip ini maka klub-klub
yang berharap dan mengandalkan dana dari APBD dan kucuran dana dari
perusahaan induk terkikis habis. Memandang modal sebagai investasi akan
memperkokoh struktur pendanaan klub di dalam industri sepakbola. Namun
demikian, sebuah klub profesional boleh saja sumber keuangannya dari
pemda (tetapi tetap harus dihindari), asalkan mekanismenya benar
(penempatan dana sebagai saham) dan ada pertanggungjawaban
(akuntabilitas) dalam bentuk pengembalian yang jelas.
Fungsi Operation dan Fungsi Marketing
Untuk bisa
mengembalikan dana-dana yang digunakan dalam pembiayaan klub, firm harus
mampu mengcreate pemasukan (income) yang besar seperti dari hasil
penjualan tiket, penjualan merchandise, sponsorship, hak siar, margin
nilai transfer pemain dan pelatih. Besar kecilnya jumlah pemasukan ini
sangat tergantung pada pengorganisasian klub yang benar dengan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen operasi klub yang komprehensif.
Fungsi pemasaran menjadi kunci sukses pengelolaan operasi sebuah klub
profesional. Potensi konsumen sepakbola Indonesia begitu besar, hal ini
mengacu pada tingginya kesadaran nasional terhadap sepakbola.
Mempertemukan tujuan perusahaan (profit) dengan animo penonton sepakbola
adalah sebuah ruang bisnis yang potensinya sangat luar biasa.
Dalam hubungan
ini, sepakbola sendiri sebagai produk jasa, maka yang harus dikemas dan dijual adalah mutu permainan, kualitas pemain dan
kemampuan pelatih, kualitas penyelenggaraan termasuk kualitas
infrastruktur (stadion). Jika produk sepakbola ini sudah terbentuk
sedemikian rupa (kualitas), maka dengan sendirinya akan mudah memasarkan
kegiatan klub profesional menjadi bisnis yang komersial, memudahkan
manajemen klub untuk mengkreasi produk-produk turunannya. Selanjutnya,
jika penciptaan produk itu sudah diterima baik oleh pasar (pasar bukan
saja penonton sepakbola, juga termasuk sponsor, televisi, pemasang
iklan) maka jika ingin melompat ke bisnis yang lebih besar maka akan
mudah mendapat pasokan dana, karena investor akan berlomba-lomba untuk
menanamkan modalnya.
Fungsi Human Resources
pengelola klub sepakbola
professional di era industri sepakbola yang sekarang, pengelola tidak
harus lagi yang berlatar sepakbola (pemain, pelatih), apalagi pejabat
yang tidak kompeten, tetapi kriteria pengelola harus lebih mengedepankan
pada kemampuan (kompetensi) personil yang mampu mengelola keuangan
dengan baik, mampu mengelola sistem operasi klub dan mampu mengelola
marketing serta mampu mengelola sumbedaya manusia (staf, pemain,
pelatih). Dengan demikian, klub sebagai pelaku bisnis diharapkan mampu
menerapkan manjemen klub yang profesional yang pada gilirannya mampu
menjaga klub agar tetap berada di dalam industri sepakbola (liga
professional). Sekadar sebagai contoh: banyak klub-klub Indonesia bubar
karena mengabaikan pentingnya orang-orang profesional di dalam klub.
Indonesia kini tengah memasuki era industrialisasi sepakbola.
Industrialisasi sepakbola di Indonesia sangat tergantung para
profesional bisnis sepakbola yang mampu menguasai bidangnya (finance,
operation, marketing, human resources)
referensi :
https://www.facebook.com/LadiesVikingPersibFansClub/posts/591300970881295
"Ekonomi, Industri dan Bisnis Sepakbola"
0 komentar:
Posting Komentar